Kab Mojokerto (MAN 1) – Kepala MAN 1 Mojokerto, Bagus Setiaji secara resmi membuka kegiatan LDKS – Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, Sekaligus menyampaikan materi tentang Kepemimpinan dalam suatu organisasi pada hari Senin (15/9) bertempat di Madrasah.

“LDKS adalah bagian penting dalam proses pendidikan secara holistik di madrasah, dimana jika kemampuan akademisi diukur dengan kriteria kompetensi-kompetensi pengetahuan, psikomotor, dan atitute, melalui ujian atau penugasan, maka LDKS merupakan bagian penting untuk membentuk siswa yang memiliki jiwa-jiwa pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menggerakkan suatu organisasi” tuturnya. “Saya mengucapkan selamat kepada panitia yang sudah menggelar kegiatan ini sekaligus ucapan selamat kepada para siswa peserta LDKS sebagai generasi gold age/usia emas yang nantinya akan menjadi pemimpin, untuk itu kesempatan ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, ikuti semua materi dari narasumber sampai tuntas karena nanti akan banyak disampaikan materi-materi yang sangat bermanfaat,”lanjutnya.

Dalam penyampaian materinya, Bagus Setiaji mengupas kepemimpinan secara Islami yang diajarkan oleh Rosululloh dan perpaduan asas kepemimpinan yang diajarkan oleh tokoh nasional KI Hjar Dewantoro. Watak kepemimpinan Nabi Muhammad pada 14 abad yang lalu terap relevan sampai kapanpun dan dimanapun. Selama 32 tahun kepemimpinan Rosul pada periode Makkah dan Madinah, Rosululloh mampu mengubah budaya Jahiliyah menjadi masyarakat Islam yang madani. Watak kepemimpinan Rosul ini ada empat sifat, yakni sidiq, amanah, tablik, fatonah. Sedangkan KI Hajar Dewantoro mengembangkan asas kepimpinan ing ngarso sing tulodo ing madyo mangun karso tut wuri handayani, dalam ajaran ini seorang pemimpin harus pandai-pandai menempatkan diri saat di depan ditengah atau saat dibekakang, pemimpin harus bisa menjadi tauladan, menangkap aspirasi warga, memotivasi dan mengevaluasi kegiatan. “Kedua pola kepemimpinan ini memiliki substansi yang sama, sehingga pemimpin harus jujur, integritas, tanggung jawab, amanah, komunikatif dalam menyampaikan ide atau program, cerdas. Oleh karena itu pemimpin harus mampu mengambil sikap cepat dan tepat dalam situasi apapun, tidak otoriter dan menghindari korupsi sekecil apapun, karena semua harus bisa dipertanghung Jawabkan.

OSIS adalah organisasi yang skupnya ada di sekolah atau madrasah, dalam setiap kegiatan intra maupun ekstra harus tersusun sebagai program yang sudah disusun bersama. Setiap anggaran dalam melaksanakan kegiatan harus bisa dipertanggungjawabkan dalam penyusunan laporan keuangan. Pada level organisasi yang lebih tinggi seperti organisasi desa, Kecamatan, Kabupaten, atau partai politik dimana jumlah anggaran yang digunakan tentu lebih besar lagi, maka melalui pelatihan kepemimpinan yang benar maka pelaporan anggaran juga harus sesuai sehingga tidak ada penyimpangan dan penyalahgunaan. (bung)